Rapinzul
Kau mengajukan pertanyaan yang sia-sia
Iblis itu telah merenggut jiwa teman kecilmu
Atau justru manusia di desa ini?
Sudahlah!
Aku tak bisa mengambil kesimpulan
Biar kuceritakan saja
Tapi kuharap kau tak akan menyesal.
1.
Mereka memanggilnya anak iblis
Sebentar, siapa namanya?
Atau dia memang tak bernama?
“Rapinzul”
Ah, ya! Sekarang aku ingat nama
yang kau berikan padanya.
Rambut merah berdiri tegak
seperti orang disengat listrik
Kulit wajah dan tubuh berwarna kemerahan
Mata agak juling tanpa batang hidung
Bagian ini kau pasti mengingatnya.
2.
Ibunya gantung diri di pohon besar depan gubuk
tepat setelah melahirkannya
Kau tahu apa yang lebih menyakitkan untuk dia?
Wanita itu menyebut Rapinzul sebagai anak iblis,
dia tidak diakui sebagai anak manusia.
Lantas orang-orang mulai mengutuk
Rambutnya yang membawa petaka,
warna kulit menyerupai iblis
Aku tidak sanggup menyebutkannya lagi
Tapi dia tak pernah membalas ucapan kasar mereka
Tunggu, apakah dia bisa berbicara?
Sebab tak ada satu manusia pun yang sudi berbincang dengannya
Hanya makian, sumpah serapah, dan kutukan kasar, pikirku.
3.
“Lalu, bagaimana dengan ayahnya?”
Aku hampir lupa bagian ini
Laki-laki bangsat itu menukar anaknya
dengan lima buah kecubung kepada bandar judi
Ya, dia hanya perlu mabok dan berhalusinasi
Begitulah yang ia kerjakan setiap hari sembari mengutuk
semenjak istrinya bunuh diri
4.
Ketika kegelapan mendatangi desa ini,
telah terjadi pembunuhan di hutan
Orang-orang menuduh Rapinzul yang menghabisi orang itu
Akibatnya, dia diusir dan hampir saja dibakar hidup-hidup
Dia berlari, berlari, dan berlari
Masuk ke hutan
Untungnya, penduduk desa ini takut memasuki hutan
Mereka berhenti mengejarnya
Semenjak itu aku tak pernah melihatnya
Aku kira itu terjadi sehari setelah kau pergi ke kota.
Seperti katamu,
“Manusia adalah sosok yang rumit.
Seringkali mereka tidak menyadari akibat perbuatannya.”
Ya, aku pikir iblis hampir dibuat pensiun oleh mereka.
“Tapi, bukankah kita juga manusia?”
Kau mengajukan pertanyaan yang sia-sia
Iblis itu telah merenggut jiwa teman kecilmu
Atau justru manusia di desa ini?